HARGA BBM NAIK
Ichsanuddin Noorsy Buktikan Lagi Sumber Dana BLSM dari Utang
RMOL. Pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy, ternyata tak
main-main dengan pernyataannya yang menuding Pemerintah sebenarnya
menggunakan dana utang asing untuk membiayai subsidi kompensasi kenaikan
harga BBM ke masyarakat.
Pria yang tegas menolak rencana kenaikan harga BBM oleh Pemerintah itu
mengajukan salah satu contoh program utang World Bank ke Indonesia,
yakni Development Policy Loan Program. Program yang dimaksud bernama
Program for Economic Resilience, Investment and Social Assistance in
Indonesia (Perisai), atau Program Ketahanan Ekonomi, Investasi, dan
Bantuan Sosial di Indonesia. Nilainya sebesar 2 miliar dolar AS dengan
kurs Rp 9170 per dolar As, atau sekitar Rp 18,340 triliun. "Ini salah
satu contoh utang terkait program bantuan sosial yang saya maksudkan,"
jelas Ichsanuddin saat dihubungi Rabu malam (5/6).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan terkait program Perisai itu,
katanya, program utang yang menggunakan metode Deferred Drawdown Option
itu akan berlangsung selama dua tahun dengan tanggal penutupan pada 30
Juni 2014. Utang yang harus dibayar kembali dalam 7 tahun itu bertujuan
mempertahanan stabilitas sistem keuangan, mempertahankan pengeluaran
penting untuk kepentingan publik, dan mendukung si miskin dan masyarakat
yang rentan menghadapi krisis ekonomi. Secara khusus ditekankan tujuan
program terkait memperkuat kesiapan pemerintah untuk mengurangi dampak
krisis terhadap rumah tangga miskin dan rentan, seperti melalui
perbaikan sistem pemberian bantuan langsung tunai atau bantuan langsung
sementara.
"Jadi kalau Pemerintah menerbitkan program keluarga harapan, raskin atau
bea siswa untuk gakin, maka sumber dananya dari utang luar negeri,
bukan dari pemangkasan subsidi BBM," tegas Noorsy
http://www.rmol.co/read/2013/06/06/1...SM-dari-Utang-
PKS: Negara Wariskan Hutang Melalui BLSM
Kamis, 06 Juni 2013 04:18 wib
PASURUAN - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta,
mengungkapkan, pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada tidak
akan menyelesaikan persoalan penghematan anggaran negara. Sebaliknya,
pengalihan subsidi dengan cara membagi-bagikan uang kepada rakyat miskin
justru akan membebani generasi penerus. Menurut Anis Matta, uang
yang dirupakan dalam program bantuan langsung kepada masyarakat ini
didapatkan pemerintah dari sumber dana hutang luar negeri. Hutang
negara ini akan semakin menumpuk seiring lengsernya pemerintahan
Presiden SBY pada tahun depan. "Pemerintah akan menaikkan harga BBM
dengan harapan bisa mengurangi subsidi. Namun subsidi yang dipindahkan
ketempat lain ini tidak akan menyelesaikan masalah. Uang yang
dibagi-bagi kepada masyarakat berasal dari hutang luar negeri," kata
Anis Matta saat dialog dengan tokoh masyarakat di Ponpes Kramat, Kraton
Kabupaten Pasuruan, Rabu (6/6/2013). Anis mengatakan, hingga saat ini
hutang negara yang terus menumpuk telah mencapai angka lebih dari
Rp2.000 triliun. Beban hutang ini tentu saja akan ditanggung generasi
dan pemimpin yang akan datang. "PKS menolak kenaikan harga BBM. Karena
dari aspirasi yang kami serap, 85 persen rakyat Indonesia menolak
kenaikan harga BBM," tandas Anis Matta.
Ia menyarankan agar pemerintah meninjau ulang kebijakan energi,
khususnya dibagian hulu. Pihaknya akan menerima usulan kenaikan BBM,
jika proposal yang diajukan pemerintah sangat bagus. Sebaliknya, PKS
akan menolak jika proposal pemerintah justru akan menyengsarakan rakyat.
"Tahun 2005, kami menyetujui kenaikan harga BBM, karena memang bagus
proposalnya. Tahun 2012 lalu kami menolak usulan kenaikan BBM, seperti
juga pada saat ini," katanya.
http://news.okezone.com/read/2013/06...g-melalui-blsm
Pemerintah Bantah BLSM dari Utang ADB dan WB
Senin, 03 Juni 2013, 23:27 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wamen Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil
Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo membantah tudingan pengamat
kebijakan publik Ichsanuddin Noorsy. Ini terkait tudingan kalau program
bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dibiayai oleh utang negara
dari Asian Development Bank (ADB) dan World Bank (WB). "Tidak ada
pendanaan pinjaman ADB dan Bank Dunia terkait rencana BLSM. BLSM
pendanaanya adalah rupiah murni hasil realokasi dari penyesuaian subsidi
BBM," ujar Lukita kepada Republika, Senin (3/6).
Lukita mengatakan, program BLSM baru diusulkan pada RUU APBNP 2013. "Itu
merupakan bagian dari kompensasi penyesuaian subsidi BBM," kata Lukita.
Sedangkan Development Policy Support Program (DPSP) yang disebutkan
oleh Noorsy sebagai bagian dari paket pinjaman untuk BLSM dikatakan
sudah ada pada APBN 2013. "Yang dibahas pada 2012," kata Lukita. Deputy
Country Director ADB Indonesia Resident Mission Edimon Ginting
menjelaskan, laporan dalam situs ADB terkait Sixth Development Policy
Support Program sama sekali tidak terkait dengan program BLSM. Hal
tersebut disebabkan pinjaman senilai 200 juta dolar AS itu telah lama
dicarikan. "untuk BLSM yang baru akan diadakan tahun ini?," tanya
Edimon.
Menurut Edimon, laporan dalam situs ADB itu adalah pinjaman yang
disetujui oleh ADB Board Desember 2010 lalu. Tercatat ada closing
November 2011 dan loan closing hanya bisa dilakukan setelah disbursment.
Kemudian dibuatkan disbursment report profile-nya 2 Juni 2013 sebesar
200 juta dolar AS. "Accumulated disbursment-nya sama saja yaitu 200 juta
dolar AS."
http://www.republika.co.id/berita/ek...ang-adb-dan-wb
Menkeu Chatib Basri :
BLSM Bukan Dari Hutang Negara
Senin, 03 Juni 2013 - 22:54:56 WIB
asatunews.com - Menteri Keuangan Chatib Basri membantah bahwa dana
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berasal dari utang. "Tidak
benar itu," tegas Chatib di Gedung DPR, Senayan, Jakarta,Senin (3/6).
Menurutnya dana BLSM tersebut berasal dari penghematan jika subsidi
Bahan Bakar dinaikkan. "Kalau misalnya dana BLSM dari utang, kan harga
BBM tidak perlu di-adjust (disesuaikan)," katanya lagi.
Sebelumnya, pengamat kebijakan publik, Ichsanuddin Noorsy mengatakan,
sebenarnya program BLSM itu dibiayai utang negara. Bukti tersebut
tertera di laman situs Asian Development Bank (ADB) yang menyatakan
bahwa BLSM bersumber dari utang ADB dengan nama singkatan proyek DPSP
(Development Policy Support Program).
Selain itu, juga dibiayai oleh Bank Dunia (World Bank) dengan sumber
utang dengan nama proyek DPLP tahap 3 dan USAID. Dengan begitu, kenaikan
harga BBM sebenarnya hanya untuk menarik uang untuk membayar utang
pemerintah ke lembaga-lembaga itu. Hal itu penting diambil pemerintah
sebagai langkah karena nilai rupiah sedang jatuh sehingga mengakibatkan
tekanan neraca pembayaran di tengah membesarnya bayaran cicilan dan
bunga utang luar negeri.
http://www.asatunews.com/berita-2616...ng-negara.html
Istana:
Dana BLSM Berasal dari APBN, Bukan Utang
Rabu, 05 Juni 2013 , 15:33:00 WIB
RMOL. Dana kompensasi atas kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang
disiapkan pemerintah untuk masyarakat miskin disebutkan berasal dari
utang lembaga-lembaga donor internasional. Staf Khusus Presiden bidang
Ekonomi dan Pembangunan Prof. Firmanzah, menepis tudingan tersebut.
Firmanzah menjelaskan, persiapan sosialisasi dan pelaksanaan Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan kartu Raskin (beras mikisn) itu
tidak menggunakan bantuan pendanaan dari lembaga asing, namun
menggunakan APBN.
Sementara pendataan masyarakat miskin dilakukan Badan Pusat Statistik
(BPS) pada 2011 dengan menggunakan anggaran BPS; sosialisasinya juga
menggunakan anggaran APBN. “Bantuannya sendiri menggunakan APBN dan
nanti penyalurannya Raskin dilakukan PT Pos Indonesia bersama-sama
dengan aparat desa,” jelas Firmanzah (Rabu, 5/6).
Kalau toh ada bantuan asing, menurut Firmanzah, sebagaimana yang
dilakukan saat ini, ada technical assistance dari sejumlah lembaga donor
asing ke penanggulangan kemiskinan nasional. Tapi, sekali lagi, dia
menekankan, itu bentuknya support bukan implementasi di lapangan.
Bantuan itu, lanjut Firmanzah, lebih pada knowledge reason, riset, dan
pembelajaran internasional. Bantuan itu pun rata-rata dalam bentuk
grant, yang tidak mengikat. “Jadi beberapa lembaga internasional yang
melakukan riset, seperti AusAid, World Bank, ILO, UNICEF, UNDP, ADB, dan
lain-lain, program-program mereka tidak terkait dengan persiapan
sosialisasi dan implementasi BLSM,” jelas Gurubesar Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia ini.
http://www.rmol.co/read/2013/06/05/1...,-Bukan-Utang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar