Tahun Ini Preman Tanah Abang Dapat “THR” Rp 3 Miliar
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan preman di
sekitar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat tahun ini mengaku bersyukur
masih bisa memperoleh "tunjangan hari raya" (THR) Lebaran yang jumlahnya
spektakuler, yakni Rp 3 miliar.
Menurut penelusuran Warta Kota, uang sebesar itu merupakan pemberian
(pungutan) dari para pedagang kaki lima (PKL) yang besarannya Rp 3 juta
(Rp 1,5 juta sebelum Lebaran dan Rp 1,5 juta setelah Lebaran) setiap
pedagang. Jika di sekitar Pasar Tanah Abang (Tenabang) ada 1.000 PKL,
maka totalnya mencapai Rp 3 miliar.
Itu sebabnya, rencana Pemprov DKI merelokasi PKL di sekitar Jalan
Kebon Jati ke Pasar Blok G Tanah Abang membuat para preman yang selama
ini hidupnya dari hasil memungut (memalak) para PKL menjadi galau. Sebab
tahun depan mereka sudah tak bisa menikmati uang miliaran rupiah hasil
pungutan liar itu lagi. Jumlah preman di kawasan Tanah Abang Rp 300-an
orang. Lebaran ini mereka akan mendapat bagian Rp 3 juta sampai Rp 10
juta per orang sebagai THR tahun 2013.
____________________________________________________________________________
Jokowi Sudah Identifikasi Preman Pasar Tanah Abang
Laporan Ni Putu Dessy Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Senin, 22 Jul 2013 -- Upaya untuk segera menuntaskan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terus dilakukan.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) pun sudah bertemu dengan
para PKL, termasuk mengidentifikasi preman-preman pasar itu.
"Premannya udah ketemu. Kita akan pastikan mereka bener. Baru nanti
tindakannya, tunggu tanggal mainnya," terang Jokowi saat ditemui di
Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/7/2013).
Selain preman, Jokowi juga mengidentifikasi pihak-pihak lain yang
terlibat dalam jual beli lapak liar di pasar tersebut. "Entah RWnya.
Pokoknya yang nerima uang," imbuhnya Sebelumnya, diketahui keberadaan
PKL di Pasar Tanah Abang memicu kemacetan di jalan sekitar pasar
tersebut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun sudah mulai merelokasi para
pedagang ke Blok G Tanah Abang. Rencananya relokasi tersebut akan
diawasi selama satu tahun.
______________________________________________________________
Tanah Abang Semrawut Karena Ulah Preman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Sabtu, 27 Jul 2013- Calon
Anggota DPD Dapil DKI Jakarta, Rommy mengatakan kesemrawutan di Tanah
Abang bukan hanya karena adanya pedagang kaki lima yang berjualan di
bahu jalan, melainkan adanya parkir liar yang dibekingi preman.
"Setiap blok bisa 4 sampai 5 penjaga parkir. Nah,ini lah yang menjadi
kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok. Asal ditindak tegas dan
berkelanjutan tata kelola relokasi,saya yakin kebijakan ini akan berbuah
manis untuk semua pihak," kata Rommy dalam pernyataannya kepada
Tribunnews, Kamis(26/7/2013) malam.
Selain itu, kata Rommy yang membuat macet dan semrawut juga adalah
jalur menuju Tanah Abang dan juga pintu masuk keluar parkir yang
terbatas, sehingga arus masuk keluar banyak kendaraan membuat kemacetan.
Jika rute lalu lintas yang telah digagas pak Jokowi serta pintu masuk
keluar yang tidak hanya terpusat pada satu titik, Rommy asumsikan
kemacetan bisa teratasi.
Dengan banyaknya jalur trayek ke arah Tanah Abang dan juga alternatif
masuk keluar ke gedung parkir, maka diharapkan kendaraan tidak berjejal
di area ini.
"Lalu yang paling penting adalah penataan angkot yang selalu ngetem
di dekat gedung-gedung sepanjang blok yang menyebabkan sesaknya jalan
yang memang sudah sempit. Jika tata kelola dilakukan secara
komprehensif, maka kebijakan relokasi ini mestinya membuat tanah abang
sebagai pusat wisata belanja yang akan makin diminati pengunjung," ujar
Rommy.
Lebih jauh Rommy menjelaskan, rencana relokasi PKL (pedagang kaki
lima) di Tanah Abang memang bermuatan positif untuk menciptakan
kenyamanan bagi pembeli agar terhindar dari kemacetan. Selain itu juga
berniatan agar para PKL lebih tertata dan tetap bisa mencari nafkah.
"Akan tetapi memang agak sulit karena dimana-mana usaha untuk
memindahkan orang yang berjualan turun temurun di sebuah lokasi pastinya
akan berdampak pada omzet pedagang,"ujarnya.
_______________________________________________________________________________
Tukang Jagal Tanah Abang Ancam Bikin Rusuh Jika Direlokasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Jumat, 2 Agustus 2013 — Tukang jagal di Blok G
Tanah Abang, yang kini menempati lahan bekas PD Dharma Jaya, menyatakan
menolak direlokasi ke tempat yang tidak mereka minta. Jika ada
pemaksaan, mereka siap mengantisipasi hal tersebut.
|
Pekerja tengah mengecat los Blok G Pasar Tanah Abang,ah Jakarta Pusat,
yang nantinya akan digunakan penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
berjualan dibadan jalan, Selasa (30/7/2013). Blok G Pasar Tanah Abang
dengan kapasitas sekitar 1.000 kios itu, diharapkan dapat menampung para
PKL yang sudah mendaftar. (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA) |
"Tanggal 11 dia mau bersihin kali got. Ada kemungkinan dia tutup
kandang kita. Jadi, kita antisipasi," kata pengelola rumah jagal, Ali
Djawas.
Menurut Ali, penduduk asli Tanah Abang tidak bisa dihadapi dengan cara-cara kasar. Pendekatan seharusnya bisa dilakukan secara musyawarah dan warga diajak berembuk.
Namun, jika dengan keputusan sepihak mengirim surat pengosongan dan
ada rencana penertiban, Ali khawatir kejadian yang tidak diinginkan
terjadi.
"Anak-anak saya sudah ngomong, kita siapin senjata. Ini repot ini.
Bakalan peristiwa kayak Priok. Jadi, skenario siapa nih, yang mau
benturin pedagang kambing sama aparat. Saya yakin (bakal ada) benturan
karena ini urusan perut," ujar Ali.
"Kalau masalah perut, bisa bunuh-bunuhan. Kalau anak-anak enggak bisa
disalahin karena dia pegang pisau tiap hari. Bukan ada rencana,"
lanjutnya.
Ali sebetulnya ingin diberi kesempatan berbicara kepada Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo, atau wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama. Sayangnya,
Jokowi yang berkunjung sore itu ke Blok G Tanah Abang tak sempat mampir ke RPH Ali.
"(Kalau ketemu) saya mau minta penampungan, di antara tiga itu yang
saya mintakan. Pokoknya selain itu, saya enggak mau," ujarnya lagi.
Tiga alternatif lokasi yang diusulkan Ali ialah lahan milik PT KAI
yang kini digunakan sebagai lapangan parkir truk, kemudian lahan di
belakang Museum Tekstil dan lokasi ketiga terletak di Jalan Sabeni,
Tanah Abang.
______________________________________________________________
Tak Perlu Sehari Penuh, Preman Tanah Abang dapat Setengah Juta
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA Jumat, 2 Agustus 2013 -- 48 preman
yang beroperasi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat berhasil ciduk.
Saat salah seorang dari mereka digeledah polisi, ditemukan uang sejumlah
Rp 1.650.000 di kantongnya.
Sebut saja namanya Don (31). Dia mengaku uang tersebut hasil dari
pungutan sopir dan sebagai juru parkir dalam setengah hari operasi.
Di kawasan Tanah Abang, dia menjadi juru parkir liar. Dia juga
menjadi timer Kopaja yang melintas. "Saya memang juru parkir, timer
Kopaja juga. Sehari saya minta dua ribu rupiah ke sopir Kopaja," kata
Don di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/8/2013).
Don mengaku menjadi timer di kolongan jembatan Jatibaru, Tanah Abang,
bersama dua temannya. Ia membantah tuduhan polisi yang menyebut dirinya
memeras, memaksa meminta uang ke sopir angkutan umum atau pemilik
kendaraan.
"Saya enggak maksa Pak, benar Pak. Seikhlas mereka saja," kata Don.
Menurutnya, uang tersebut dibagi lagi ke beberapa pihak, termasuk
diberikan kepada ketua sebuah ormas di sana. Direktur Reserse dan
Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Slamet Riyanto mengatakan,
pihaknya masih memeriksa 48 preman tersebut. Polisi akan mencari tahu siapa koordinator atau pimpinan para preman tersebut.
______________________________________________________________
Jokowi Akan Ajak Bicara Preman Tanah Abang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Jumat, 26 Jul 2013 - Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo mengatakan dirinya akan mengajak bicara para oknum
preman yang ada di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terkait penataan
pasar Tanah Abang.
"Nanti kita ajak bicara dulu. Kalau memang diajak bicara secara
baik-baik mau ya kita ajak baik-baik," ujar Joko Widodo di Balaikota,
Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Namun, mantan Walikota Solo ini mengatakan dirinya belum memiliki
rencana untuk memberdayakan oknum preman pasar Tanah Abang untuk
mendapatkan pekerjaan baru.
Rencana mengajak bicara semua profesi yang mencari nafkah di kawasan
Pasar Tanah Abang ini akan dilakukan Jokowi seusai Hari Raya Idul Fitri.
"Yang jelas peta lapangannya sudah 100 persen lah kami pegang
semuanya. Dan para pedagang kan sudah mau tapi setelah lebaran. Ya
setelah lebaran nanti kita sering ketemu, banyak bicara.
Solusi-solusinya akan ada," ucap Jokowi.
Baca Juga:
Memalak Uang Parkir, 22 Preman Diangkut dari GBK
Jokowi Diminta Laporkan Preman Tanah Abang ke Polisi
Ahok Nilai Pemprov Sudah Terlalu Baik Menolong PKL Tanah Abang
______________________________________________________________________________
Pemprov DKI Tak Akan Berbaik Hati kepada PKL Tanah Abang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Jumat, 26 Jul 2013- Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan pihaknya tidak
akan lagi berbaik hati kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
berdagang di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat.
"Intinya begini lah, kami tidak mungkin lagi terlalu baik menolong
kamu (PKL) terus kalau kamunya ngelunjak," ujar Basuki di Balaikota,
Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Padahal, Basuki mengatakan pihaknya sudah memberikan kenyamanan dan
keringanan kepada PKL untuk dapat menempati blok G Pasar Tanah Abang,
namun tetap saja PKL merasa dirugikan.
"Sekarang kan mau dibuat kinclong, kecuali juga blok G tidak ada yang
dagang, nah itu 500 orang kok dagang di sana dan mereka bayar lho sewa
20 tahun. Ini malah kalian masuk 6 bulan tidak bayar," ucap Basuki.
Basuki juga menganggap protes para PKL dan sejumlah oknum preman
Pasar Tanah Abang lantaran mereka yang sudah terlanjur nyaman berdagang
dan memungut biaya dari parkir liar meski tindakan mereka merugikan
warga.
"Jadi maunya apa? Maunya emang jualan di tengah jalan. Maunya apa?
Preman-preman mau dapat uang partkir liar," kata pria yang akrab disapa
Ahok ini.
Hingga kini, Pemprov DKI masih memberikan keringanan kepada para PKL
Pasar Tanah Abang untuk tetap berdagang seperti sedia kala selama 2
pekan, namun dengan syarat tidak boleh mengganggu______________________________________________________________________________
Jokowi Beri Toleransi 2 Minggu PKL Tanah Abang
Laporan Ni Putu Dessy Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Selasa, 23 Jul 2013- Gubernur DKI Jakarta, Joko
Widodo (Jokowi) memberikan toleransi dua minggu bagi pedagang kaki lima
(PKL) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terkait penataan yang
dilakukan di pasar itu.
"Kita beri toleransi sampai lebaran tetapi jangan mengganggu lalu
lintas," ujar Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa
(23/7/2013) terkait dengan keributan yang terjadi.
Jokowi pun meyakinkan penertiban yang akan dilakukan akan berjalan
lancar. "Mau pasti mau, ini semua kan perlu proses" ungkapnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta kini tengah melakukan
penertiban terhadap PKL di Pasar Tanah Abang. Sebab, keberadaan PKL
memicu kemacetan di jalan sekitar pasar tersebut. Oleh karena itu, para
pedagang akan direlokasi ke Blok G Tanah Abang.
______________________________________________________________
Ahok Tak Segan Tangkap PKL Bandel
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan pihaknya tidak
akan main-main terhadap para Pedagang Kaki Lima (PKL) pasar Tanah Abang
Jakarta Pusat yang tetap bertahan berdagang di bahu jalan meski telah
diberitahu.
"Kami akan lakukan pendekatan hukum, kita akan betul-betul tuntut,
bisa masuk ranah pidana," ujar Basuki di Balaikota, Jakarta, Jumat
(26/7/2013).
Basuki mengungkapkan demikian lantaran pihaknya tidak mungkin terus
melakukan sosialisasi dan melakukan pengawasan di sejumlah titik selama
24 jam.
"Mau pasukan berapa DKI ini ruas jalannya luas sekali. Masak gelar
pasukan seluruh Indonesia untuk tungguin, mau sampai 24 jam tungguin kan
tidak mungkin," ucap pria yang sapaan akrabnya Ahok ini.
Ahok juga menampik semua keluhan para PKL yang mengeluhkan pendapatan
mereka akan berkurang apabila direlokasi ke blok G Pasar Tanah Abang.
"Begini lho, saya susah cari uang boleh tidak pergi rampok bank?
boleh tidak, saya gak ada uang beli heli ini saya mau rampok bank," ucap
Ahok.
______________________________________________________________
Pemuda Panca Marga Jakarta Bantah Jadi 'Beking' PKL Tanah Abang
Laporan Wartawan Tribunnews.com Danang Setiaji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi kemasyarakatan
Pemuda Panca Marga (PPM) DKI Jakarta membantah, menjadi dalang di
belakang pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, yang tetap kukuh
tak mau direlokasi.
PPM Jakarta juga tidak membenarkan, ada anggotanya yang ditangkap aparat Polda Metro Jaya dalam aksi berantas preman.
"PPM tidak pernah terlibat membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah
Abang. Apalagi kabar di media yang menyebutkan kalau preman di Tanah
Abang di antaranya adalah anggota PPM. Itu semuanya tidak benar," tegas
Ketua PPM Jakarta Saharudin Asyrad dalam keterangan persnya, Minggu
(4/8/2013).
Saharudin mengakui, PPM Jakarta selama ini mendukung langkah Wakil
Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana dalam perseteruannya dengan Wakil
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Namun, sambungnya, dukungan itu diberikan PPM karena Lulung Lunggana adalah panutan yang juga menjabat Ketua Umum PPM.
"Jelas kami bela Bang Lulung, karena dia ketua umum kami. Di lain
pihak, kami di PPM menilai pernyataan-pernyataan Ahok di media sudah
keterlaluan dan kasar," jelasnya.
Padahal, menurut Saharudin, Lulung memunyai komitmen membantu pemprov setempat untuk menertibkan PKL di pasar tersebut.
"Itu dibuktikan Lulung dengan menggelar reses di sana. Karena Tanah
Abang merupakan dapil Bang Lulung waktu pemilu 2009," ujarnya.
Saharudin mengklaim, Lulung menyetujui penertiban PKL, tapi tidak menyepakati hal itu dilakukan menjelang lebaran.
"Saat Bang Lulung turun ketengah-tengah PKL, Ahok malah menuding
kalau ada anggota dewan yang membekingi PKL Tanah Abang. Jelas ini tidak
benar. Disinilah kami medukung langkah Bang Lulung," cetusnya.
_______________________________________________________________
Tak Hanya PKL, Ahok Siap Senggol Konglomerat
TEMPO.CO , Jakarta Jumat, 2 Agu 2013 : Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beberapa kali bersikap
keras mengenai sejumlah isu di Jakarta. Terakhir, dia bersikap keras
terhadap para pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang.
Rupanya, Ahok memang
sudah berkomitmen untuk siap bersikap keras.
»Karena tak punya kepentingan dan hanya taat pada konstitusi, kami
bisa menyenggol kelas melarat sampai konglomerat,” kata Ahok dalam
wawancaran khusus dengan Tempo.
Ahok mengatakan sudah memetakan semua permasalahan di Jakarta.
Kajian dan solusinya sudah dibuat dari berbagai universitas ataupun
lembaga tingkat dunia. »Di Jakarta itu kan tinggal eksekusi,” kata Ahok.
»Itu yang selalu dikatakan Pak Jokowi. Ini berbeda dengan daerah.”
Terbukti, dalam kasus MRT, Ahok berseberangan dengan sejumlah warga
Fatmawati. Terakhir, dia juga sempat beradu mulut dengan politikus
Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta Lulung Lunggana, yang punya
jasa parkir di Tanah Abang. Adu mulut ini dipicu pembahasan mengenai
penataan PKL Tanah Abang.
WIYANA
________________________________________________________________
Ahok: Saya Siap Mati Demi Konstitusi
Setelah diterima di satu ruangan, lima perwakilan itu berbicara satu
per satu, yang intinya menginginkan Ahok untuk lebih santun dan beretika
terkait pernyataan-pernyataannya dalam kasus pedagang kaki Lima di
Tanah Abang. Ketika tiba giliran Ahok menjawab, dia dengan lugas
menegaskan sikapnya.
"Saya tidak akan mengatakan karakter saya seperti apa, tapi saya akan
menunjukan bahwa saya hanya taat sama konstitusi bukan konstituen.
Kalau pun saya harus mati saya siap untuk konstitusi."
Ahok bahkan mengatakan dirinya telah mengucap istigfar tiga kali saat
menduduki posisinya saat ini. "Saya juga tak cari musuh, tapi di
Jakarta anda melakukan apa saja akan menyenggol orang karena ini
kepentingan."
ANTO