Senin, 01 Juli 2013

Seorang Wanita Alami "Orgasme di Kaki"

Oleh Rachael Rettner, Penulis Senior | LiveScience.com
Seorang pasien wanita berusia 55 tahun di Belanda mendatangi dokter dengan keluhan tidak biasa: dia mengalami orgasme spontan yang bermula di bagian kakinya.

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Sensasi menggetarkan berawal dari kaki

Sensasi orgasme itu timbul sendiri, bukan akibat gairah/pikiran seksual, dan terjadi sekitar 5-6 kali sehari. Dari kaki kiri, sensasi itu mengalir ke area alat kelamin, dan rasanya persis seperti orgasme saat bercinta.

Orgasme tersebut sangat mengkhawatirkan wanita tersebut, tutur penulis studi Dr. Marcel D. Waldinger, ahli psikiatri saraf di Utrecht University, Belanda, yang merawat pasien tersebut. “Dia merasa terganggu dengan hal tersebut,” tutur Waldinger.

Hasil pemindaian MRI terhadap bagian otak dan kaki sang wanita tidak menunjukkan hal-hal yang aneh, walaupun hasil tes lainnya menunjukkan beberapa perbedaan antara saraf di bagian kaki kiri dan kanannya, kata Waldinger kepada LiveScience. Bila kaki kirinya dirangsang dengan arus listrik, secara spontan orgasme akan terpicu di bagian kaki tersebut, ujarnya.

Wanita tersebut dirawat dengan obat bius ke dalam salah satu jaringan sarafnya, sehingga orgasme tersebut berhasil dihentikan. Saat ini wanita tersebut tidak merasakan orgasme di bagian kakinya lagi selama delapan bulan. Tetapi bila gejala itu muncul lagi, sang pasien mungkin harus kembali lagi untuk disuntik anestesi.

Para peneliti yakin, fenomena tersebut merupakan hasil pencampuran informasi sensorik di bagian otak.

Sekitar 1,5 tahun sebelum orgasme di bagian kakinya muncul, wanita tersebut dirawat selama tiga pekan di ICU karena menderita luka borok yang memburuk. Ketika tersadar dari koma, dia merasa geli dan terbakar di bagian kaki kiri, yang mungkin disebabkan kerusakan jaringan saraf, kata Waldinger.

Menariknya, saraf sensor di bagian kaki tersebut masuk ke dalam jaringan saraf di tulang belakang pada tingkat yang sama dengan saraf sensor di vagina, tutur Waldinger.

Karena saraf di bagian kakinya rusak, otak wanita tersebut tidak menerima informasi sensorik dari bagian kakinya, melainkan dari alat kelamin.

Setelah satu setengah tahun, saraf di bagian kaki tersebut mengalami regenerasi. Ketika hal tersebut terjadi, para peneliti percaya “bagian otaknya tidak bisa lagi membedakan antara informasi saraf dari bagian kaki dan alat kelamin. Sehingga dapat diputuskan bahwa setiap rangsangan dari bagian kaki sesungguhnya berasal dari alat kelamin,” tutur Waldinger.

“Dan hal tersebut berarti menimbulkan perasaan orgasme di bagian kaki,” ujarnya.

Waldinger bilang, mungkin saja ada orang lain yang mengalami kondisi serupa, namun terlalu malu untuk mengungkapkannya. Waldinger ingin memublikasikan laporan kasus tersebut sebagai bagian untuk mengurangi stigma yang meliputi kondisi tersebut.

“Hal itu bukan kasus psikologis,” kata Waldinger. “Itu merupakan kasus neurologis, kita bisa menjelaskannya, kita bisa mengobatinya.”

Studi tersebut dipublikasikan secara online pada 19 Juni di “Journal of Sexual Medicine”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar