Minggu, 08 September 2013

Warga RAMAI-RAMAI Siapkan Uang Sogokan CPNS

Laporan Wartawan Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah dan Heribertus Sulis
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Hajat nasional berrnama seleksi atau penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS), kembali dihelat. Proses pendaftaran baru saja dibuka pekan lalu.
Warga Ramai-ramai Siapkan Uang Sogokan CPNS
Seiring itu, pemerintah menjamin, rekrutmen PNS kali ini bakal bersih dari praktik kotor percaloan dan sogok menyogok. Sejumlah instansi hebat seperti Badan Intelijen Negara (BIN) hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan dilibatkan untuk memantau proses rekrutmen.
Meski demikian, tidak serta merta masyarakat meyakini bahwa proses seleksi bisa bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dengan keyakinan itu pula, sebagian masyarakat yang ingin mengikuti proses seleksi CPNS, bersedia membayar hingga ratusan juta rupiah demi bisa menjadi abdi negara.
Sugiyono salah satunya. Warga Lampung Tengah ini bahkan sudah jauh-jauh hari menyiapkan uang sogokan untuk memuluskan jalan bagi anaknya agar bisa menjadi PNS, mengikuti jejak sebagian besar anggota keluarganya yang lebih dahulu menyandang status pegawai negeri.
"Saya sudah siapkan uang Rp 50 juta tunai. Saya masih usahakan dana tambahan dengan menjual kebun karet. Insya Allah bisa laku Rp 100 juta. Asal ada yang menjamin anak saya diterima, saya berani bayar di atas Rp 100 juta," kata Sugiyono, Sabtu (7/9/2013).
Sugiyono mengaku, sedang mencari orang yang bisa dipercaya dapat memasukkan anak bungsunya menjadi PNS. Dengan modal Rp 150 juta, ia berharap bisa memberikan pekerjaan sebagai PNS yang dinilanya memiliki masa depan cerah bagi anaknya yang seorang sarjana hukum.
Menurut Sugiyono, dari informasi yang ia dapat dari kerabat dan relasinya, uang sogokan untuk menjadi PNS selalu naik setiap tahun. Sebelumnya, seorang rekannya yang memasukkan anaknya menjadi PNS di sebuah kabupaten sekitar tiga tahun silam, harus merogoh kocek Rp 100 juta. "Katanya harga pasarannya sekarang bisa Rp 150 juta," imbuhnya.
Uang sama banyaknya juga telah disiapkan Erik. Pria yang telah dua tahun lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana ekonomi akuntansi tersebut juga berani membayar Rp 100 juta untuk mendapatkan kursi PNS dengan wilayah tugas yang strategis. Warga Kota Metro ini tidak merasa rugi nantinya kehilangan uang ratusan juta rupiah asal betul-betul bisa menjadi PNS. "Kalau ada yang menjamin positif diterima, keluar uang segitu tidak rugi," katanya.
Bagi Erik, uang sogokan tersebut tak ubahnya modal kerja atau investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pekerjaan PNS. Bahkan, dibandingkan dengan investasi usaha yang belum jelas kelancarannya dan berisiko rugi, pilihan menyogok untuk menjadi PNS, bagi Erik, lebih memberikan kepastian masa depan.
"Gaji PNS minimal Rp 2 juta per bulan, setelah pensiun masih dapat gaji. Kalau kita buka usaha sendiri dengan modal Rp 100 juta, mau usaha apa sekarang. Iya kalau sukses, kalau  bangkrut? Mending duitnya buat masuk PNS, kalau nanti mau usaha, tinggak gadai SK buat modal," paparnya.
Erik mengaku telah mendapatkan informasi dari kerabatnya, ada pejabat di Badan Kepegawaian Nasional (BKN) yang bisa membantunya menjadi PNS dengan uang sogokan sekitar Rp 100 juta. Namun, ia tetap bakal memastikan informasi tersebut agar tidak tertipu.
"Katanya orangnya minta uang muka dulu. Setelah pengumuman dan diterima, baru sisanya disetor," katanya tanpa memerinci besaran setoran uang muka.

Baca Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar