Sampah di Pantai Kuta, Dulu Berkah Kini Bencana
TEMPO.CO , Badung:
Permasalahan sampah di pesisir barat Pulau Bali ternyata sudah
berlangsung sebelum 1980-an. Bedanya, dahulu keberadaan sampah kiriman
ini menjadi berkah bagi masyarakat di kawasan pesisir, seperti Kuta, Legian, Seminyak hingga Kedonganan.
Sampah di Pantai Kuta, Dulu Berkah Kini Bencana |
Pada tahun 1980-an, masyarakat senang mendapat sampah, untuk dimanfaatkan sebagai pupuk |
Menurut Puspa, pantai sepanjang 7,5 kilometer itu dulu dipenuhi sampah organik dan batang kayu. Kehadiran sampah organik itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat pupuk. Sedangkan batang kayu digunakan untuk bahan kayu bakar, bahan baku kesenian bahkan kayu yang berkualitas bagus digunakan sebagai bahan bangunan.
Semenjak 1990 ke atas, komposisi sampah kiriman lebih banyak sampah plastik. Sehingga tidak bisa dimanfaatkan dan cenderung mengganggu wisatawan.
Sementara, salah seorang tokoh pemuda asal Kedonganan, Yustisia Samarariana, mengatakan sampah di sepanjang pesisir barat Bali belum mencapai kondisi yang paling berbahaya. "Ini belum berbahaya, nanti ada gostnet (jaring hantu) yang muncul. Nanti ada dah, lumba-lumba yang terdampar, penyu yang terpotong siripnya," ujar pria yang juga merupakan dokter hewan ini.
PUTU HERY INDRAWAN
Baca lainnya:
Jimbaran diserbu sampah
60 ton sampah per hari
KBT penuh sampah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar