"Sebenarnya kita setuju dengan BLSM tetapi jangan menggunakan utang luar negeri pinjaman dari asing," kata Saleh di gedung DPR Jakarta, Jumat (14/6/2013).
Menurut Saleh, ironis membagikan bantuan kepada rakyat miskin tapi pakai utang dari lembaga asing. "Tidak bagus karena menyusahkan anak cucu kita nanti yang bayar utangnya," kata dia.
Pemerintah dan DPR-RI hampir merampungkan pembahasan APBN-P 2013 setelah sejumlah masalah krusial seperti soal alokasi anggaran untuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) disepakati dalam rapat kemarin. Alokasi anggaran BLSM sebesa Rp 9,3 triliun atau lebih hemat Rp 2,3 triliun dari anggaran sebelumnya yang dipatok Rp 11,625 triliun.
Penyaluran BLSM sebesar Rp 150.000 per bulan yang semula lima bulan dipotong menjadi empat bulan. Hanura tidak hadir dalam rapat itu.
"Saya kira kalau tidak hadir berarti kita tidak setuju. Yang ada disitu ambil keputusan," kata dia.
Menurut Saleh, yang paling utama adalah Hanura menolak kenaikan harga BBM. "Terkait BLSM harus terpisah dengan rencana kenaikan harga BBM dan tidak ada sangkut pautnya," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar